Pengertian Listrik Arus AC dan DC
AC merupakan singkatan dari Alternating Current. Arus AC adalah arus
listrik yang nilainya berubah terhadap satuan waktu. Arus ini dapat pula
disebut dengan arus bolak-balik. Listrik arus bolak-balik dihasilkan oleh
sumber pembangkit tegangan listrik yang terdapat pada pusat-pusat pembangkit
tenaga listrik. Pada umumnyalistri arus bolak-balik banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya sebagai penerangan rumah (lampu) dan keperluan
rumah tangga seperti kipas angina, setrika, dan lain-lain (Kanginan, 2006:226).
Sementara itu, DC merupakan singkatan dari Direct Current. Arus DC adalah
arus listrik yang nilainya tetap atau konstan terhadap satuan waktu. Arus ini
dapat pula disebut dengan arus searah. Contoh sumber listrik arus searah adalah
baterai dan akumulator (accu). Karena itulah listrik banyak digunakan untuk
alat elektronik, control, automotive, dan lain-lain.
Namun demikian sejalan dengan berkembangnya teknologi listrik arus AC dapat
dirubah menjadi listrik arus DC, begitu juga sebaliknya. Cara mengubahnya
dengan menggunakan alat yang disebut power supply atau adaptor. Contoh
perubahan listrik AC ke DC adalah charger handphone yang digunakan untuk
mengisi baterai handphone (DC) melalui listrik AC yang terpasang di
rumah-rumah.
Perbedaan Listrik Arus AC dan DC
Ditinjau dari definisinya listrik arus AC dan DC memang sudah berbeda.
Namun agar perbedaan antara listrik AC dan DC lebih nampak sehingga mudah
dimengerti, maka perlu juga dipelajari beberapa perbedaan yang sifatnya khusus.
Perbedaan yang pertama dapat dilihat dari bentuk gelombangnya. Bentuk
gelombang ini dapat diteliti dengan menggunakan osiloskop. Osiloskop adaah alat
yang digunakan untuk melihat gelombang sinus yang ditimbulkan tenaga AC dan DC
( Sapiie dan Osamu Nishino , 2002:229) . bentuk gelombang keduanya akan terlihat
perbedaan ketika dilihat melalui osiloskop. Bentuk dan lambing gelombang
listrik arus AC dan DC dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Perbedaan yang kedua dapat dilihat dari metode penggunaannya. Arus AC
memiliki besar dan arah yang berubah-ubah secara bolak-balik. Maksudnya, kutub
arus ini selalu berubah-ubah dari positif ke negartif dan negative ke positif.
Karena itulah, walaupun stop kontak (colokan listrik) dipasang bolak-balik
tidak akan terjadi konsleting ataupun kerusakan lainnya. Sebaliknya jika sebuah
baterai yang merupakan listrik arus DC dipasang terbalik, maka beterai tidak
akan berfungsi. Bahkan untuk alat-alat listrik DC lain akan terjadi
ketidaknormalan fungsi. Hal ini terjadi karena kutub arus DC tidak pernah
berubah dari positif ke negatif maupun sebaliknya.
Bahaya Listrik Arus AC dan DC
Sebenarnya bahaya dari listrik arus AC dan DCadalah sama, yaitu karena
sengetannya. Namun tingkat kebahayaannya cukup berbeda. Hal tersebut akan
dibahas pada subbab berikutnya.
Sengatan listrik atau yang sering disebut setrum merupakan bahaya yang
sering terjadi akibat kelalaian manusia. Istilah kesetrum dapat diartikan
sebagai suatu peristiwa hubungan singkat dimana tubuh manusia menjadi konduktor
bagi arus listrik. Konduktor ialah benda-benda yang dapat menghantarkan listrik
(Soetarno, 2001:197). Definisi lain dari kesetrum adalah peristiwa mengalirnya
arus listrik pada tubuh manusia akibat kontak antara tubuh manusia dengan
sumber listrk yang dapat menyebabkan stimulasi (rangsangan) pada saat yang
berlebihan. Itulah yang menyebabkan timbulnya rasa sakit saat kesetrum.
Proses terjadinya Sengatan pada Tubuh Manusia
Ketika seseorang tersengat listrik maka terjadi perpindahan elektron secara
berantai dari setiap atom yang terpengaruh di tubuhnya. Atom adalah bagian
terkecil dari sutu unsur, sedangkan unsur ialah zat tunggal yang tidak dapat
diuraikan menjadi zat lain yang lebih sederhana (Purba, 2002:17 dan 31). Atom
dalam rubuh manusia berarti bagian terkecil dari unsur-unsur yang menyusun tubuh
manusia. Perlu diketahui pula bahwa elektron ialah penyusun atom yang bermuatan
negatif. Arus listrik merupakan aliran elektron.
Lampu di rumah-rumah bisa menyala karena ada elektron yang diberi jalan
melewati dan memanaskan kawat pijar di dalam bola lampu hingga menyala. Semua
arus listrik akan menjalani siklus mulai dari tempat pemberangkatan listrik di
pembangkit listrik lalu melewati alat-alat listrik di rumah-rumah, dan kemudian
berakhir di tanah/bumi (ground). Seperti yang telah diuraikan pada sub bab
sebelumnya bahwa tubuh manusia merupakan konduktor sehingga apabila sala satu
anggota tubuh menyentuh listrik dan anggota tubuh lain menyentuh tanah
(ground), maka akan mengalir arus listrik melalui tubuh. Tubuh manusia
merupakan jalan tercepat bagi arus listrik untuk mencapai ground. Apabila
terdapat hambatan dalam tubuh, maka sebagian energi untuk perpindahan elektron
tersebut berubah menjadi energi panas. Rasa sakit yang dialami merupakan akibat
perpindahan elektrin yang merangsang saraf-saraf secara berlebihan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perbedaan Efek Sengatan Listrik
Beberapa faktor yang mengakibatkan beraneka ragam dampak sengatan listrik
adalah :
Ukuran fisik bidang kontak
Semakin besar dan luas bidang kontak antara tubuh dan perlengkapan listrik,
semakin rendah hambatan instalasinya, semakin banyak arus listrik yang mengalir
melewati tubuh dan akibatnya semakin parah.
Kondisi tubuh
Kondisi tubuh korban maksudnya kondisi kesehatan korban. Apabila yang
terkena sengatan listrik tersebut dalam keadaan sakit akibatnya tentu akan
lebih parah dari korban yang dalam kondisi prima.
Hambatan / tahanan tubuh
Ketika kulit manusia dalam kondisi kering, tahanan tubuh menjadi tinggi dan
cukup untuk melindungi bahaya sengatan listrik. Namun, kondisi kulit
benar-benar kering sangat jarang dijumpai, kecendrungannya setiap orang akan
mengelurkan keringat walaupun hanya sedikit. Oleh karena itu tubuh dianggap
selalu basah sehingga tahanan menjadi rendah dan kemungkinan terkena sengatan
menjadi tinggi.
Tahanan tubuh ini dipengaruhi pula oleh jenis kelamin wanita dewasa
memiliki tahanan tubuh yang berbeda dengan laki-laki dewasa. Tahanan tubuh
wanita dewasa lebih rendah dibandingkan tahanan tubuh laki-laki dewasa. Oleh
karena itu arus listrik yang mengalir ke tubuh wanita dewasa cenderung lebih
besar dan akibatnya tentu lebih parah.
Jumlah miliampere
Miliampere adalah satuan yang digunakan untuk mengukur arus listrik.
Semakin besar arus listrik yang melewati tubuh manusia, semakin besar pula
resiko sengatan yang ditimbulkan bagi tubuh manusia. Batas ambang sengatan
listrik dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Batas Arus Pengaruh yang mungkin
pada tubuh manusia
1 mA Level persepsi, terasa adanya
arus listrik sedikit
5 mA Merasa terkejut, tidak
menyakitkan tapi mengganggu
6-30 mA Sakit dan sangat
mengejutkan, otot kehilangan kontrol
50-150 mA Sakit yang hebat,
pernapasan tertahan, otot berkontraksi keras dan tidak sanggup lagi melepaskan
penghantar, mungkin terjadi kematian
1000-4300 mA Ventricular
fibrillation (jantung kehilangan irama denyut), kontraksi otot dan kerusakan
syaraf terjadi. Sangat mungkin terjadi kematian.
10.000 mA Kegiatan jantung
tertahan, terbakar hebat, dan terjadi kematian
Bagian tubuh yang dialiri arus
Ketika tubuh tersengat listrik, arus listrik akan mengalir melewati tubuh.
Apabila arus listrik tersebut melewati bagian-bagian vital seperti jantung,
sengatan listrik akan sangat berbahaya dan menyebabkan kematian.
lamanya arus mengalir.
Semakin lama tubuh manusia tersengat listrik tentu bahaya yang ditimbulkan
akan semakin parah pula.
2.4. Perbandingan Bahaya Listrik Arus AC dan DC.
Pada dasarnya segala bentuk sengatan listrik berbahaya. Namun tidak banyak
yang paham betul mana yang lebih berbahaya antara arus AC dan DC. Sebelum
menjawab hal tersebut, ada baiknya bila menyimak beberapa pendapat tentang
tingkat bahayanya kedua jenis arus tersebut.
Pendapat pertama mengatakan bahwa arus DC lebih berbahaya. Misalnya
seseorang tersengat listrik dengan tangan 200 volt pada arus AC. Arus AC
merupakan arus bolak-balik/naik-turun sehingga suatu saat akan mencapai
tegangan O volt selama siklusnya. Pada saat itulah bagian tubuh yang tersengat
dapat melepaskan diri dari konduktor yang membuat tubuh tersengat. Sedangkan
arus DC merupakan arus searah, artinya tegangan yang lewat akan stabil pada
nilai 200 volt dan tidak akan pernah mencapai angka 0 volt, karena itulah tubuh
tidak memiliki kesempatan untuk melepaskan diri sehingga hal ini akan lebih
berbahaya bagi tubuh manusia. Namun, jika frekuensi arus AC tinggi, tubuh akan
sulit merasakan siklus dimana tegangan AC mencapai 0 volt.
Pendapat yang kedua mengatakan bahwa arus AC lebih berbahaya 3-5 kali lipat
dibandingkan arus DC pada tegangan yang sama. Ketika tersengat listrik arus DC
otot cenderung akan berkontraksi sehingga mampu melepaskan diri dari hubungan.
Sedangkan pada arus AC, arus berbalik arah 50 kali per detik sehingga otot
tidak mampu berkontraksi satu arah, tetapi justru bolak-balik dan cenderung
menjadi kejang pada titik hubungan, selama korban masih sadar hubungan tidak
akan bisa lepas.
Ditinjau dari kapasitas terjadinya kasus tersengat listrik, arus AC
cenderung lebih berbahaya dibandingkan arus DC. Selama ini lebih banyak orang yang
tersengat arus AC (listrik rumah) dari pada arus DC. Namun, pendapat tersebut
tidak berlaku lagi jika tegangan yang dimiliki suatu aliran listrik bernilai
kecil. Sesuai pendapat yang pertama tentu arus DC lebih berbahaya pada kondisi
ini.
Sekian dari kami akhir kata
Wasalammu'alaikum wr.wb
Sumber
http://subechi.blogspot.com/2009/06/bahaya-listrik-arus-ac-vs-dc.html
http://www.terwujud.com/2014/06/arus-ac-dan-dc-pengertian-kelebihan-dan.html
Wasalammu'alaikum wr.wb
Sumber
http://subechi.blogspot.com/2009/06/bahaya-listrik-arus-ac-vs-dc.html
http://www.terwujud.com/2014/06/arus-ac-dan-dc-pengertian-kelebihan-dan.html
terimakasih banyak gan atas infonya
BalasHapussalam rajalistrik.com
Sangat membantu. Mantap ...
BalasHapusmakasih bro! Sangat membantu
BalasHapus