Bagaimanakah
Televisi Bekerja?
Sebelum kita
mengetahui prinsip kerja pesawat televisi, ada baiknya kita mengetahui sedikit
tentang perjalanan objek gambar yang biasa kita lihat di layar kaca. Gambar
yang kita lihat di layar televisi adalah hasil produksi dari sebuah
kamera.
Objek gambar
yang di tangkap lensa kamera akan dipisahkan berdasarkan tiga warna dasar,
yaitu merah (R = red), hijau (B = blue). Hasil tersebut akan dipancarkan oleh
pemancar televisi (transmiter). Pada sestem pemancar televisi, informasi visual
yang kita lihat pada layar kaca pada awalnya di ubah dari objek gambar menjadi
sinyal listrik. Sinyal listrik tersebut akan ditransmisikan oleh pemancar ke
pesawat penerima (receiver) televisi.
PRINSIP
KERJA TELEVISI
Pesawat
televisi akan mengubah sinyal listrik yang di terima menjadi objek gambar utuh
sesuai dengan objek yang ditranmisikan. Pada televisi hitam putih (monochrome),
gambar yang di produksi akan membentuk warna gambar hitam dan putih dengan
bayangan abu-abu. Pada pesawat televisi berwarna, semua warna alamiah yang
telah dipisah ke dalam warna dasar R (red), G(green), dan B (blue) akan
dicampur kembali pada rangkaian matriks warna untuk menghasilkan sinyal
luminasi.
Selain
gambar, juga membawa suara ?
Selain
gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara yang di tranmisikan bersama
sinyal gambar. Penyiaran telavisi sebenarnya menyerupai suara sistem radio tetapi
mencakup gambar dan suara. Sinyal suara di pancarkan oleh modulasi frekuensi
(FM) pada suatu gelombang terpisah dalam satu saluran pemancar yang sama dengan
sinyal gambar. Sinyal gambar termodulasi mirip dengan sistem pemancaran radio
yang telah dikenal sebelumnya. Dalam kedua kasus ini, amplitudo sebuah
gelombang pembawa frekuensi radio (RF) dibuat bervariasi terhadap tegangan
pemodulasi.Modulasi adalah sinyal bidang frekuensi dasar (base band).
Modulasi
frekuensi (FM) digunakan pada sinyal suara untuk meminimalisasikan atau
menghindari derau (noise) dan interferensi. Sinyal suara FM dalam televisi pada
dasarnya sama seperti pada penyiaran radio FM tetapi ayunan frekuensi
maksimumnya bukan 75khz melainkan 25 khz.
Saluran dan
Standar Pemancar Televisi
Kelompok
frekuensi yang di tetapkan bagi sebuah stasiun pemancar untuk tranmisi
sinyalnya disebut saluran (chenel). Masing-masing mempunyai sebuah saluran 6
mhz dalam salah satu bidang frekuensi (band) yang dialokasikan untuk penyiaran
televisi komersial.
- VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHZ sampai 88 MHZ.
- VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHZ sampai 216 MHZ.
- UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHZ sampai 890 MHZ.
Sebagai
contoh, saluran 3 disiarkan pada 60 MHZ sampai 66 MHZ. Sinyal pembawa RF untuk
gambar dan suara keduanya termasuk di dalam tiap saluran tersebut.
JENIS-JENIS
SISTEM TELEVISI
Sistem
pemancar televisi yang kita kenal di antaranya:
- NTSC (National Television System Committee)
- PAL (Phases Alternating Line)
- SECAM (Sequential Couleur a Memorie)
- PALB
NTSC
(National Television System Committee) digunakan di Amerika Serikat, sistem PAL
(Phases Alternating Line) di gunakan di Inggris, sistem SECAM (Sequential
Couleur a Memorie) digunakan di Perancis. Sementara itu, Indonesia sendiri
menggunakan sistem PALB. Hal yang membedakan sistem tersebut adalah format
gambar, jarak frekuensi pembawa dan pembawa suara.
Sistem
Televisi Dasar di Dunia
BAGIAN-BAGIAN
TELEVISI
Rangkaian
Catu Daya (Power Supply)
Rangkaian
berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi DC yang selanjutnya didistribusikan ke
seluruh rangkaian. Rangkaian catu daya dibatasi oleh garis putih pada PCB dan
daerah di dalam kotak merah. Daerah di dalam garis putih adalah rangkaian input
yang merupakan daerah tegangan tinggi (live area). Sementara itu, daerah di
dalam kotak merah adalah output catu daya yang selanjutnya mendistribusikan
tegangan DC ke seluruh rangkaian TV.
Rangkaian
Penala (tuner)
Rangkaian
ini terdiri dari penguat frekuensi tinggi ( penguat HF ), pencampur (mixer),
dan osilator lokal.Rangkaian penala berfungsi untuk menerima sinyal masuk
(gelombang TV) dari antena dan mengubahnya menjadi sinyal frekuensi IF.
Rangkaian
penguat IF (Intermediate Frequency)
Rangkaian
ini berfungsi sebagai penguat sinyal hingga 1.000 kali. Sinyal output yang
dihasilkan penala ( tuner) merupakan sinyal yang lemah dan yang sangat
tergantung pada pada sinyal pemancar, posisi penerima, dan bentang bentang
alam. Rangkaian ini juga berguna untuk membuang gelombang lain yang tidak
dibutuhkan dan meredam interferensi pelayanan gelombang pembawa suara yang
mengganggu gambar.
Rangkaian
Detektor Video
Rangkaian
ini berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang keluar dari penguat
IF gambar. Selain itu, rangkaian ini berfungsi pula sebagai peredam seluruh
sinyal yang mengganggu karena apabila ada sinyal lain yang masuk akan
mengakibatkan buruknya kualitas gambar. Salah satu sinyal yang di redam adalah
sinyal suara.
Rangkaian
Penguat Video
Rangkaian
ini berfungsi sebagai penguat sinyal luminan yang berasal dari deteltor video
sehingga dapat menjalankan layar kaca atau CRT (catode ray tube). Didalam
rangkaian penguat video terdapat pula rangkaian ABL(automatic brightness level)
atau pengatur kuat cahaya otomatis yang berfungsi untuk melindungi rangkaian
tegangan tinggi dari tegangan muatan lebih yang disebabkan oleh kuat cahaya
pada layar kaca.
Rangkaian
AGC (Automatic Gain Control)
Rangkaian
AGC berfungsi untuk mengatur penguatan input secara otomatis. Rangkaian ini
akan menstabilkan sendiri input sinyal televisi yang berubah-ubah sehingga
output yang dihasilkan menjadi konstan.
Rangkaian
Defleksi Sinkronisasi
Rangkaian
ini terdiri dari empat blok, yaitu rangkaian sinkronisasi, rangkaian defleksi
vertikal, rangkaian defleksi horizontal, dan rangkaian pembangkit tegangan
tinggi.
Rangkaian
Audio
Suara yang
kita dengar adalah hasil kerja dari rangkaian ini, sinyal pembawa IF suara akan
dideteksi oleh modulator frekuensi (FM). Sebelumnya, sinyal ini dipisahkan dari
sinyal pembawa gambar.
JENIS-JENIS
LAYAR TELEVISI
Tipe Layar
Televisi CRT (catode ray tube)
Pada
televisi jenis ini layar terlihat lebih cembung ketimbang jenis lainnya.
Teknologi televisi dengan tabung CRT tergolong paling tua dan hingga saat ini
terus digunakan dan dikembangkan. Walaupun telah muncul teknologi yang baru.
Tabung CRT hanya berisi sebuah tabung sinar katoda (cathode-ray tube)
sedang untuk perbandingannya, plasma terdiri dari satu juta tabung fluorescent
berukuran sangat kecil.
Tipe Layar
Televisi Plasma
Dalam
prinsipnya, layar plasma tersusun atas dua lembar kaca. Di antara keduanya
diisi ribuan sel, yang ratusan di antaranya berisi gas xenon dan neon. Dua
jenis elektroda panjang, address electrode dan transparent display
electrode, direntangkan di antara lempengan kaca tersebut. Saat layar plasma
dihidupkan, elektroda-elektroda yang saling berpotongan di atas sel itu diberi
muatan listrik oleh komputer layar untuk mengionisasi gas dalam sel. Ini
berlangsung ribuan kali dalam sepersekian detik. Arus listrik pun melewati gas
di dalam sel dan menghasilkan aliran partikel bermuatan listrik yang cepat,
yang merangsang atom gas tersebut melepaskan foton ultraviolet.
Foton
ultraviolet berinteraksi dengan fosfor
Kemudian,
foton ultraviolet berinteraksi dengan fosfor yang akhirnya melepaskan energi di
dalam bentuk sinar foton yang jelas. Setiap pixel tersusun atas tiga sel
sub pixel yang terpisah, masing-masing dengan fosfor yang berbeda warna,
yaitu; merah, hijau, biru yang akan bercampur menghasilkan warna pixel.
Untuk
menyeragamkan kekuatan arus listrik yang mengalir melalui sel berbeda, sistem
kontrolnya akan menambah atau mengurangi intensitas warna setiap sub pixel.
Hal ini untuk menghasilkan ratusan kombinasi merah, hijau, dan biru yang
berbeda. Dengan cara ini, sistem kontrol dapat menghasilkan warna dalam
spektrum luas, sekira ada 16,77 juta warna bisa dihasilkan sebuah layar plasma.
Inilah yang membuat tampilan gambar plasma sangat tajam dan jelas.
Sekian dari kami akhir kata
Wasalammu'alaikum wr.wb
Sumber: http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/Elektro/Televisi/semua.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar