Anjar Syaefa

Senin, 24 Juni 2013

SEJARAH MAULIDUR RASUULULLAAH SAW


Bismillaahir rahmaanir rahiim

Yaa sayyidii yaa rasuulallaah…
Yaa sayyidii yaa rasuulallaah…
Yaa sayyidii yaa rasuulallaah…

Saudaraku yang dirahmati Allah SWT

Suasana peringatan maulid Nabi SAW tahun ini kembali menyapa kita. Masih banyak di antara kita yang belum tahu sejarah Maulidur Rasuulullaah SAW. Apa maksud dan tujuan diadakannya Maulidur Rasuulullaah SAW.

Berikut ini, kami cuplikan sejarah tersebut:

Sejarah Maulid:
Tahun 1099 M, ketika Jerussalem dikuasai batalyon dari Eropa. Masjid agung Al Aqsha diubah menjadi gereja. Semangat kristiani berhasil menyiutkan epos jihad kaum muslimin di alam raya. Semarak salib berdendang dan menggema. Berbagai tempat digemakan mars dan puji-pujian tentang kebesaran agama mereka. Natal, paskah, dan lain-lain, kian menciutkan nyali. Orang bilang: hidup segan, mati tak mau!

Maka, atas usul adik ipar Sultan Salahudin Al Ayubi ra mengadakan sayembara, bagaimana caranya untuk membangkitkan semangat jihad kaum muslimin.

Gagasan dan sayambara Sang Sultan pun tak berarti tanpa ada kritikan. Para ulama sekitar Sultan memberikan kritik. Kita hanya merayakan dua hal; Idul Fithri dan Idul Adha, kata mereka. Karena mengetahui, angkatan terbaik adalah sahabat, dan pada waktu itu tak ada adat Mauludan di masa sahabat. Dan jikalau perayaan hari kelahiran Rasul adalah hal baik, pasti masa sahabat dan salafus shalih adalah lebih pantas meng-adatkannya
.
“Aku hanya mengharap terbentangnya syiar Islam. Bukan hanya sekadar perayaan yang bersifat ritual belaka, tapi lebih. Lebih karena mencintai Rasulullah, dan lebih karena ingin menumbuhkan semangat juang.” kata Salahuddin Al Ayyubi ra.
Maka, jadilah nama Syekh Ja’far Al Barzanjie ra (Syekh Ja’far al-Barzanji bin Hasan bin Abdul Karim. Barzanji berasal dari nama sebuah tempat di Kurdistan, Barzinj. Karya tersebut sebenarnya berjudul ‘Iqd al-Jawahir (Bahasa Arab, artinya kalung permata) sebagai pemenang sayembara penulisan riwayat Rasulullah yang digelar Sultan Salahuddin ra dengan tata kata yang indah, yang karya beliau dijadikan bacaan kaum muslimin waktu itu untuk memperingati hari kelahiran Rasulullah SAW ketika masa genting perang salib, dan masih terlantun di lisan-lisan di sebagian besar kaum muslim di Indonesia di masa sekarang yang tentram dan tak berjibaku. Dan konon, atas latar belakang inilah batalyon Eropa berhasil ditumbangkan Salahuddin Al Ayyubi ra.

Sayyid Ja’far Al-Barzanji adalah seorang ulama’ besar keturunan Nabi Muhammad saw dari keluarga Sa’adah Al Barzanji yang termasyur, berasal dari Barzanj di Irak. Datuk-datuk Sayyid Ja’far semuanya ulama terkemuka yang terkenal dengan ilmu dan amalnya, keutamaan dan keshalihannya. Beliau mempunyai sifat dan akhlak yang terpuji, jiwa yang bersih, sangat pemaaf dan pengampun, zuhud, amat berpegang dengan Al-Quran dan Sunnah, wara’, banyak berzikir, sentiasa bertafakkur, mendahului dalam membuat kebajikan bersedekah,dan pemurah.

Dalam ‘Madarirushu’ud Syarhul’ Barzanji dikisahkan, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa menghormati hari lahirku, tentu aku berikan syafa’at kepadanya di hari kiamat.” Sahabat Umar bin Khattab secara bersemangat mengatakan: “Siapa yang menghormati hari lahir Rasulullah sama artinya dengan menghidupkan Islam!”

Mujahadah...

sumber: http://aselicahndeso.wordpress.com/2011/02/08/maulid-ar-rasuul-saw/#more-623

Tidak ada komentar:

Posting Komentar